Ananda memiliki kepercayaan diri yang rendah dan lebih asyik di dalam media sosial. Saat ananda berhadapan dengan masyarakat dan lingkungan sosial, sebagian besar ananda yang memiliki rasa kepercayaan diri rendah akan merasa minder, tidak tenang. Sebenarnya kepercayaan diri ananda yang rendah dapat mempengaruhi beberapa aspek. Dampak yang di timbulkan dari rendahnya kepercayaan diri diantaranya, ananda menjadi kaum individualis, ananda tidak memiliki motivasi, ananda cenderung akan kehilangan ekspresi alaminya, problem solving yang tidak terbentuk dengan benar.
Ternyata dampak yang di akibatkan dari rendahnya rasa percaya diri pada ananda cukup besar, maka saat ini ayah bunda harus lebih memahami kondisi psikis pada ananda terutama, ananda yang memiliki rasa percaya diri yang rendah. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh ayah bunda untuk mengatasi permasalah kepercayaan diri pada ananda, salah satunya dengan berolahraga.
Tepat di tanggal 26 November 2022, Kreativa privat dan Kreativa Homeschooling telah mengadakan webinar parenting dengan tema “ Bantu Anak Percaya Diri dengan Olahraga”, tidak tagung-tagung kami menghadirkan pembicara yang memang ahli di bidangnya yaitu, Ibu Ayu Suryaningtyas, S.OR. Beliau merupakan salah satu pendidik mata pelajaran Olahraga di salah satu SMK Swasta di Kabupaten Blitar, aktivis penggerak olahraga masyarakat Dispora provinsi Jawa Timur, dan saat ini beliau juga sedang menyelesaikan pendidikan magister.
Isi materi webinar dengan tema “Bantu Anak Percaya Diri dengan Olahraga”, diantaranya, ayah bunda memiliki peran yang sangat penting dalam merubah pola hidup ananda saat ini yang sebagian besar, lebih asyik bermain gadget dibandingkan berolahraga. Contoh sederhana yang dapat dilakukan oleh ayah bunda bersama ananda di rumah adalah dengan beraktifitas fisik (membersihkan rumah). Disini ayah bunda harus bisa membedakan terlebih dahulu aktifitas fisik dengan olahraga. Aktifitas fisik merupakan cenderung tidak terstruktur meskipun aktivitas fisik ini menggunakan tenaga dan menggerakkan semua anggota tubuh. Olaraga ini cenderung terstruktur.
Ayah bunda juga harus menanamkan di dalam benak ananda bahwa, olahraga itu menyenangkan dan bersifat rekreasi. Ayah bunda juga harus melihat kemampuan ananda saat ingin berolahraga, jangan memaksakan ananda harus berolahraga berat tetapi, mulai dari olahraga ringan. Dari rasa ketertarikan ananda ke olahraga sudah menunjukkan ananda mulai muncul rasa percaya diri. Tinggal ayah bunda sebagai orang tua mulai memfasilitasi ananda dalam olahraga seperti, mencarikan pelatih untuk ananda, mengikutkan ananda ke turnamen-turmanen.
Ananda yang sudah mulai masuk ke ranah pertandingan atau turnamen pasti, memiliki rasa takut dan tidak percaya diri. Cara menghadapi ketakutan yang ada di dalam hatinya yaitu, ayah bunda harus memotivasi baik kalah maupun menang, komunikasi ayah bunda dan ananda harus lebih sering, ayah bunda menjadi penyemangat utama, ajarkan ananda untuk belajar dari kekalahan, biasakan ayah bunda dan ananda saling terbuka agar dapat memberikan solusi.
Contoh nyata dari ananda-ananda disabilitas yang awalnya tidak memiliki rasa percaya diri namun, saat mereka sudah menemukan keahliannya di bidang olaharaga dan menjadi atlet, maka, secara perlahan percaya diri mereka meningkat dan akhirnya prestasi dan apresiasi yang mereka terima. Banyak cabang olaharag yang mereka tekuni dan mendapatkan mendali emas, perak dan perunggu di segala pertandingan yang di adakan di dalam maupun luar negeri.